Selasa, 29 November 2011

Happiness

Tadi siang sambil menemani adek-adek (cie,,berasa tua banget) musical show, saya sempat mengobrol dengan ibu dosen. Tentang quotes of the day, dan beliau cerita bahwa hari ini beliau memberikan tugas bikin short film based on quote. wow,, it's great. Setidaknya ada moral values dari short film yang akan jadi nanti. Cant wait to see.

Dan saya jadi inget sebuah quote tentang kebahagiaan.
Happiness is not something ready made. It comes from your own actions. Dalai Lama*


Belakangan ini keadaan saya memang sedang kurang baik, bisa dibilang sedang dalam masa transisi. Banyak orang bertanya kenapa? koq bisa? emang harus kayak gitu. Well, sebenernya saya juga gak tahu kenapa bisa begini juga, yang pasti ada alasan kuat dari saya yang bisa saya jelaskan. Ini bukan masalah bahagia atau tidak bahagia. Sejujurnya bersama dia itu bikin saya bahagia lho, bahkan sangat bahagia klo boleh dibilang sih. Tapi entahlah, saat saya sendiri seperti sekarang itu rasanya lebih lega, bukan lebih bahagia lho. 
Bukan karena merasa terkekang, tapi rasanya bisa bernapas dengan lebih lapang. Entahlah, mungkin memang pada dasarnya kita tidak ditakdirkan untuk bersama, atau hanya saya dan dia saja yang tidak bisa memaintain hubungan kita berdua, atau kita lupa bahwa kita berdua itu pernah bahagia. Bisa juga sih, kita lupa bagaimana menciptakan kebahagiaan dalam hubungan kita. 

Banyak kemungkinan yang saya sendiri tidak bisa menjawab, mungkin yang sedang dalam keheningan sana juga sedang mencoba menjawab. Bila tidak, mungkin hanya waktu yang bisa memberikan jawaban.
Saya sendiri akan membuat kebahagiaan saya sendiri, seperti mewujudkan mimpi, dan berlari.


Kamis, 24 November 2011

Dont Look Back in Anger

Klo kata mas gallagher bersaudara dont look back in anger. Beberapa minggu ini mood gw lagi naik turun banget kayak jet coaster. Marah, sedih, bingung, galau, marah lagi, kecewa, dan pada akhirnya berujung pada benci. Tapi beberapa hari ini gw mulai tenang, mungkin sadar orang seperti apa yang selama ini bersama gw. Yang tadinya marah, kecewa jadi gw benci banget. Dan hari ini gw baca-baca lagi postingan di blog, dan ternyata banyak hal tentang perasaan seperti ini yang pernah gw tulis. Perasaan gw sebelum bersama dia, saat bersama dia dan setelah memilih untuk sampai di sini. Belakangan kemaren waktu gw sama dia sempet putus juga, kita mulai flash back ke masa dulu. Buat gw sih maksudnya biar kita inget bahwa untuk sampai ke sini itu gak gampang. Banyak hal yang menghalangi kita buat bareng, dan selama bareng pun masih banyak hal yang gak berjalan lancar.

Tujuannya sih biar kita bersyukur dan sebaik mungkin mengusahakan yang terbaik. Tapi entahlah, mungkin kita memang tidak ditakdirkan untuk bersama, walaupun nama kita udah cocok banget, bahkan romeo dan juliet pun harus mati dulu biar mereka bisa bareng. Banyak hal yang terjadi pada hubungan kita, tapi entah belakangan menjadi semakin berat. 

Pada akhirnya entah apa yang menjadi masalah, jarak, waktu, komitmen, atau disfunctional komunikasi antara kita berdua. Padahal kita masih berbicara dengan bahasa yang sama. Dan sampai hari ini gw gak ngerti apa maksud dari diamnya, apa artinya dia marah, atau dia menyerah, atau dia setuju dengan semua yang gw omongin. gw gak tahu dan gak pernah tahu, mungkin gak akan pernah tahu.

Sebenernya gw cuma ingin tahu, ingin mencoba mengerti, kenapa kita yang dulu sulit diwujudkan, dan kita yang bahagia bersma itu jadi seperti ini. Gw yang jadi benci sama dia, dia yang selalu menghindari gw. Gw cuma ingin ini jelas, ini selesai dengan baik, jadi kita bisa berdamai, berdamai dengan keadaan, berdamai dengan diri kita masing-masing. Tidak lagi dalam keadaan marah, atau kecewa, atau sedih. Karena gw sih percaya setiap hal itu punya alasan termasuk diam kamu, termasuk keputusan gw ini. Jadi mari berbicara, demi kenangan dan demi masa depan yang lebih baik (mungkin).

Minggu, 20 November 2011

Emotionally Tired

Rasanya dua minggu ini gw kayak lari-lari gak berhenti. Beneran cape, padahal dari sekian banyak yang harus gw kerjain, banyak yang gak gw kerjain,m in fact masih ada yang mengganjal gitu. Sedang bermasalah dengan hubungan, walaupun gw udah bertekad done that, tapi belum lega. Actually, karena kita gak menyelesaikannya face to face. Pardon, bukan kita but i did. Kenapa? because it's for my own shake. Sudah gw pikirkan baik-baik, sampe jungkir balik, berdoa, mohon petunjuk, sharing sama orang lain. Dan i've got the answer for my self. jawaban itu adalah selesai.

Am i Selfish? maybe yes, selama ini tidak ada respon ataupun jawaban yang mengiyakan atau menolak. Buat gw sih, diam itu artinya setuju. Tapi belum lega juga, karena yah kita belum menyelesaikannya secara baik-baik. Belum mengeluarkan semua uneg-uneg. Gimana bisa dihubungi aja susah, kayak gak dipeduliin gitu. Jujur melelahkan sekali, harus meminta untuk berbicara, dan mencoba mengajak berbicara. Waktu jauh memang sulit tapi ini dekat pun sulit. Buat gw duduk bersama dan membicarakan masalah yang kita hadapi itu untuk kebaikan kita bersama, yang datang baik-baik, pergi pun harusnya baik-baik donk. Gw sendiri jadi bingung, gw sih udah menyatakan sikap, klo gw sekarang single, tapi gimanapun masih ada PR gw buat menyelesaikan ini.
God im really tired of this.

Rabu, 16 November 2011

Saya Galau?

Sure, of course. Belakangan ini saya memang galau, whatever. Gw gak peduli actually, dulu mungkin namanya bukan galau ya. Entah apa, patah hati mungkin, atau apapun. Ini kedua kalinya dalam hidup gw mengalami hal seperti ini, means kebingungan yang amat sangat, atau klo bahasa sekarang galau kali ya. Bukannya gw suka mengekspose perasaan gw, i dont have anyone to share. Far away from home, from my friends. Iya memang salah ya kalau gw galau? Tidak kan. Tentu semua orang pernah galau, bedanya sekarang karena we share di social media. Toh kegalauan itu gak mengganggu kan ya.

Actually for me, why i did this and that 'galau' things was because i cant comunnicate with the person i might to speak with. Dan saya tidak menemukan cara lain, at least buat saya, di social media, tanpa respon tuh tidak msalah sama sekali. I dont care, yang penting setidaknya he know what i think. Buat gw pribadi have no response itu sama saja tidak menghargai orang lain, so untuk menghindari sakit hatu berlebih i use any kind of way to communicate what i think.

i know this is the only chance i have, maybe i wont change my mind. But i wont say never, because i my self change my mind so often. But this time is about being a rational one. Being the one that tough, being the one that can decide. Because i dont want someone treated me bad. So it's okay being galau girl, karena ini akan berlalu kan. Saat gw menemukan turning point.


Selasa, 15 November 2011

A letter to You

Dear someone who has been my everything,.
Berhubung sulitnya saya menghubungi kamu, dan menjelaskan beberapa hal, so this is the last thing i thought
Belakangan ini saya bener-bener merasa hidup saya ini kayak drama, yah istilah kerennya kayak sinetron. Seorang cewek manis yang berantem sama pacarnya waktu LDR dan tiba-tiba putus, galau, nangis gak jelas, kerjaan kacau. Yah galau-galau kayak di sinetron aja gitu. Liat ujan jadi mellow, jalan sendirian tiba-tiba sedih. What the hell, kayak kehilangan diri saya aja. Well, sebenernya ini konyol banget buat saya sendiri, hey i'm 22 and act like teenagers. Berantem diem-dieman, wll actually saya berusaha mengajak kamu berbicara setelah saya marah. Saya itu hanya butuh di bujuk, bukan diam, bukan menghindar.

Mungkin memang sih saya klo ngomong itu kadang keras, kasar atau seenaknya. Tapi coba deh di pikir, saya bisa semarah itu kenapa. Coba kamu posisiin diri kamu di tempat saya, saat saya membutuhkan respon, jawaban, tanggapan lebih lagi komitmen tapi lawan bicara saya cuma diem aja. Apalagi cuma sama telpon, saya juga gak tau kmu ngedengerin atau gak. Sebenernya saya gak mau sih, berlaku kayak gini. Tapi saya juga gak mau diperlakuin kayak gini.

Tidak direspon, mencoba memperbaiki pun tidak mendapat respon. Bahkan dengan baik-baik saya mengajak berbicara pun tidak mendapat respon. Saya itu cuma butuh kepastian, mau kamu apa, klo kamu masih butuh waktu untuk berpikir kan bisa bilang sama saya, bilang kamu masih butuh waktu sendiri, masih butuh  untuk tidak diganggu. Saya akan lebih menghargai dan mengerti, itu pasti. Karena waktu saya mencoba menghubungi kamu itu saya dalam keadaan baik-baik saja.

Tapi sekarang, saya sudah menyerah. Sudah lelah, menghadapi kamu yang seperti itu. Mengingikuti cara kamu yang membingungkan dan menyakiti saya. Waktu ditanya tentang apakah saya sayang sama kamu? Oh ya itu jelas, saya selalu memikirkan kita, membela kamu, mensupport kamu. Berusaha tidak menekan tentang masalah yang kemarin ada, tapi berusaha dengan cara yang lain.

Maaf kalau usaha saya itu cuma bisa sampai di sini. Jujur aja ini juga menyakitkan buat saya, terutama karena ternyata cuma kayak gini. Tidak ada usaha apapun, mengingat sulitnya untuk bersama terlebih mempertahankan kebersamaan. Ya sudahlah, kita berhubungan baik sebelumnya, karena  ubungan ini sudah berakhir mari kita kembali seperti semula. Berteman baik. Semoga kita bisa meraih cita-cita masing-masing dengan cara kita sendiri. Terima kasih untuk 1 tahun 3 bulannya. Tapi ini keputusan final saya, saya tidak akan berubah pikiran atau mundur lagi.

Mari kita sama-sama move on. Dan menemukan mereka yang lebih pas untuk kita masing-masing. Dan saya tetap menyayangi kamu, nanti ada saatnya sayang itu hilang dengan sendirinya, tapi mungkin tidak dalam waktu dekat. Dan mungkin sakit ini juga akan sembuh dengan sendirinya. Thank you.


Love

Apriliani Laras Shinta

Sabtu, 12 November 2011

what i need

simple thing i want rite now is communicating with you. Whatever the topic is, are wo simply done or just go on. What you want for you and for us. Reason why you act dumb and hell, so annoying to me. I just need those things this time. Not you suddenly come here, or other sweet things. If its my fault so i apologize for what i've been said to you. But this thing its make me sick, make me doubt you more, make me done in believing you, make me so angry and for the same time sad too. Just go explain i'll hear you. For me rather hurt than hear nothing at all from you. About what we should be. Rite now its all your choice, free to decide, i just need explanation and i swear i will go if i should.

Senin, 07 November 2011

The 'X' Factor

Suatu hubungan, dalam hal ini relationship, terutama dengan pasangan ya. Klo relationship sama Tuhan itu kan hal yang sangat personal, cuma gw dan Allah yang tahu, relationship kita kayak apa. Ya Relationship sama Tuhan itu gak bisa ditebak, yang baik belum tentu bener-bener baik, yang jahat juga belum tentu bener-bener jahat, makanya kita gak bisa judge orang itu dari cara dia berpakaian, cara bicara, atau hal-hal yang berbau manusia lah, kan cuma Tuhan yang bisa menilai.

Baiklah mari menulis tentang hal yang bisa kita tahu aja. seperti relationship dengan sesama manusia. Katakanlah yang mau gw bahas ini dengan pasangan, ya let's say pacar/suami/istri/selingkuhan, whatever you name it. kadang gw suka mikir, klo misalnya ngeliat sepasang kakek nenek yang mesra, atau sepupu gw yang nikah muda, dan udah punya anak tapi masih suka kejar-kejaran kayak orang pacaran. Hmmm...apa yang bisa bikin mereka gitu ya. Ada banyak pasangan yang menikah puluhan tahun, terus cerai. Atau orang yang pacaran bertahun-tahun terus putus. Tapi ada juga yang baru kenal sebulan terus nikah dan pernikahannya langgeng sampe tua. 

Hubungan antar dua manusia berbeda jenis ini memang rumit. Walaupun di agama gw disebutkan bahwa jodoh, rejeki dan mati itu adalah hal yang pasti, yang sudah ada ketetapannya. Klo putus sering di bilang "bukan jodoh," klo cerai juga gitu "mungkin jodohnya cuma sampe situ." Tapi gw pikir di luar itu ada sesuatu yang bikin  suatu hubungan itu berhasil. Kayak kunci, kalo pas itu ada bunyi 'klik' dan pintu terbuka. tapi selain cocok mungkin ada yang lain, apa ya perasaan nyaman, perasaan terlindungi, perasaan dicintai. Banyak hal yang bisa bikin hubungan itu berjalan. Klo gw bilang sih "X" faktor. Bahasa kerennya mungkin kekurangan dia yang jadi kelebihannya.

gak tau deh bener atau gak. Jadi keinget obrolan gw dengan seseorang dengan kata 'terlalu baik' dimana gw mendeskripsikan orang itu terlalu baik, tapi sebagai manusia bukan sebagai cowok. Dan dia bilang dulu gw juga ngomong gitu...ahahaha..iya dulu kan itu jurus putus 'terlalu baik' alasan untuk bersama orang lain. But actually saat ini i seriously did, think that he's to good so dont suit me.

yah well, mari kita mencari 'X' factor dari kebersamaan dengan seseorang yang of course, lead us into something beautiful :)

Jumat, 04 November 2011

(un)important mesaage

Gw gak tau juga sih tujuan nulis ini apa. Cuma pengen aja nulis. Actually gw stress karena narsum yang susah bgd di temuin, karena bingung nyusun bab selanjutnya di skripsi gw, bokap gw belom ngirimin duit, dan mungkin pacar gw di sana mengerjakan entah apa yang bikin dia gak maju2 TA-nya.

Ya..ya..ya...berlebihan emang gw tau, saat lagi jauh gini entah kenapa banyakk hal yang bikin gw berpikir. IS he the one? is he the right one? yah selain ada pengaruh sana sini. Ya gw juga sadar sih, kadang gw suka terpukau sama yang shinny2. Yah semacam the bright one, popular one, smart one. Wajar kan.

Tapi gw pikir hal-hal kayak gini terjadi karena gw gak puas sama apa yang gw punya. Bukan berarti gak bersyukur lho ya. Banyak lelaki baik di luar sana, tapi mungkin gak sebaik dia juga. Mungkin ini proses transisi, dulunya kita bareng tiap hari, sekarang terpisah jarak 477 km, yang jadi ganjalan sekarang. Tapi ini cuma trial klo gak lulus berarti kita gak bisa lanjut ke next step donk.

Wlopun buat gw sih next step itu ada setelah Maret. Yah kita liat aja, apa kita punya tujuan yang sama. Klo gak mendingan pull over dari sekarang. Go to the different direction. Gw juga tahu banget klo kata maroon 5 Nothing last forever. Coba dipikir ya, cobaan seberat apa yang ada klo nanti gak ketemu berbulan-bulan dengan gw yang sibuk dengan pekerjaan gw yang 9-6 bisa lebih. Belum lagi klo malemnya gw senam atau ada acara2 lain.yaaaa....dipikirin dulu aja sekarang, mumpung belum jauh kan.